My Blog List

  • Once you join the AdSense program – and Google approves your site or sites, which we’ll cover in detail shortly – the actual process of displaying ads on...
    12 years ago

My Blog List

  • "Mas saya baru bikin blog di blogger, trus rencananya mo nambah elem halaman, tapi pas saya buka template( klo di blog saya sampilnya layout) disitu ga ...
    15 years ago

Sajak Seorang Tua Ttg Bandung

Sajak Seorang Tua Tentang Bandung Lautan Api

Oleh : WS Rendra

Bagaimana mungkin kita bernegara
bila tidak mampu mempertahankan wilayahnya
bagaimana mungkin kita berbangsa
bila tidak mampu mempertahankan kepastian hidup bersama ?

Itulah sebabnya
kami tidak ikhlas
menyerahkan Bandung kepada tentara Inggris
dan akhirnya kami bumi hanguskan kota tercinta itu
sehingga menjadi lautan api

Kini batinku kembali mengenang
udara panas yang bergetar dan menggelombang,
bau asap, bau keringat
suara ledakan dipantulkan mega yang jingga,
dan kaki
langit berwarna kesumba

Kami berlaga
memperjuangkan kelayakan hidup umat manusia.
kedaulatan hidup bersama adalah sumber keadilan merata
yang bisa dialami dengan nyata
mana mungkin itu bisa terjadi
di dalam penindasan dan penjajahan
manusia mana
akan membiarkan keturunannya hidup
tanpa jaminan kepastian?

Hidup yang disyukuri adalah hidup yang diolah
hidup yang diperkembangkan
dan hidup yang dipertahankan
itulah sebabnya kami melawan penindasan
kota Bandung berkobar menyala-nyala tapi kedaulatan
bangsa tetap terjaga

Kini aku sudah tua
aku terjaga dari tidurku
di tengah malam di pegunungan
bau apakah yang tercium olehku?

Apakah ini bau asap medan laga tempo dulu
yang dibawa oleh mimpi kepadaku?
ataukah ini bau limbah pencemaran?

Gemuruh apakah yang aku dengar ini?
apakah ini deru perjuangan masa silam
di tanah periangan?
ataukah gaduh hidup yang rusuh
karena dikhianati dewa keadilan.
Aku terkesiap
sukmaku gagap
apakah aku dibangunkan oleh mimpi?
Apakah aku tersentak
oleh satu isyarat kehidupan?
Di dalam kesunyian malam
aku menyeru-nyeru kamu, putera-puteriku
Apakah yang terjadi?

Darah teman-temanku
telah tumpah di Sukakarsa
di Dayeuh Kolot
di Kiara Condong
di setiap jejak medan laga.

Kini
kami tersentak,
terbangun bersama.
putera-puteriku, apakah yang terjadi?
apakah kamu bisa menjawab pertanyaan kami?



Wahai teman-teman seperjuanganku yang dulu,
apakah kita masih sama-sama setia
membela keadilan hidup bersama

Manusia dari setiap angkatan bangsa
akan mengalami saat tiba-tiba terjaga
tersentak dalam kesendirian malam yang sunyi
aan menghadapi pertanyaan jaman:
apakah yang terjadi?
apakah yang telah kamu lakukan?
apakah yang sedang kamu lakukan?

Dan, ya, hidup kita yang fana akan mempunyai makna
dari jawaban yang kita berikan.

read more

Seorang Gadis Berorasi

Oleh : Abdul Wachid BS

Dipertemukan oleh turunnya orang-orang ke jalanan
Kemudaan megar di antara
Keringat, rasa haus, teriakan-teriakan nurani yang dirobek
Adakah lebih bening dari mata perempuan murni?
Bahasa kasihsayang menjelma
Ledakan api, coretmoret sajak-sajak garang di tembok
Aku terpanggang dua api suci
Bara lelaki disetrum kewanitaan
Dan robekan nurani nyala disulut airmata seorang ibu.

read more

President Boleh Pergi

President Boleh Pergi. President Boleh Datang.
Oleh : Taufiq Ismail

Sebuah orde tenggelam 
sebuah orde timbul 
tapi selalu saja ada suatu lapisan masyarakat di atas gelombang itu selamat 
Mereka tidak mengalami guncangan yang berat 
Yang selalu terapung di atas gelombang 
Seseorang dianggap tak bersalah sampai dia dibuktikan hukum bersalah 
Di negeri kami ungkapan ini begitu indah 
Kini simaklah sebuah kisah 
Seorang pegawai tinggi gajinya satu setengah juta rupiah 
Di garasinya ada Volvo hitam, BMW abu-abu, 
Honda metalik, dan Mercedes merah 
Anaknya sekolah di Leiden, Montpellier dan Savana 
Rumahnya bertebaran di Menteng, Kebayoran dan macam-macam indah 
Setiap semester ganjil istri terangnya belanja di Hongkong dan Singapura 
Setiap semester genap istri gelapnya liburan di Eropa dan Afrika

Anak-anaknya ....

Anak-anaknya pegang dua pabrik, tiga apotik dan empat biro jasa 
Selain sepupu dan kemenakannya buka lima toko onderdil, 
lima biro iklan, dan empat pusat belanja.

Ketika rupiah anjlok terperosok, kepeleset macet dan hancur jadi bubur, 
dia, hah! 
dia ketawa terbahak-bahak karena depositonya dolar Amerika semua 
Sesudah matahari dua kali tenggelam di langit Barat, 
jumlah rupiahnya melesat sepuluh kali lipat 
Krisis makin menjadi-jadi 
Di mana-mana orang antri 
Maka 100 kotak kantong plastik hitam dia bagi-bagi 
Isinya masing-masing: 
Lima genggam beras, empat cangkir minyak goreng, 
dan tiga bungkus mie cepat jadi.

Peristiwa murah hati ini diliput dua menit di kotak televisi 
dan masuk koran halaman lima pagi sekali 
Gelombang mau datang, 
Datang lagi gelombang setiap bah air pasang 
Dia senantiasa terapung di atas banjir bandang 
Banyak orang tenggelam toh mampu timbul lagi 
lalu ia berkata sambil berdiri:

Yaaa... masing-masing kita kan punya sejeki sendiri-sendiri 
Seperti bandul jam bergoyang-goyang kekayaan misterius mau diperiksa 
Kekayaan... tidak jadi diperiksa 
Kakayaan... mau diperiksa 
Kekayaan... tidak jadi diperiksa 
Kekayaan... mau diperiksa 
Kekayaan... tidak jadi diperiksa 
Kekayaan... harus diperiksa 
Kekayaan... tidak jadi diperiksa

read more

Makna Sebuah Titipan

Oleh : Ws Rendra

Sering kali aku berkata, ketika orang memuji milikku, bahwa:
sesungguhnya ini hanya titipan,
bahwa mobilku hanya titipan Allah
bahwa rumahku hanya titipanNya,
bahwa hartaku hanya titipanNya,
bahwa putraku hanya titipanNya,

Tetapi, mengapa aku tak pernah bertanya,
mengapa Dia menitipkan padaku?
Untuk apa Dia menitipkan ini padaku?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milikNya ini?

Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru terasa berat, ketika titipan itu
diminta kembali olehNya?

Ketika diminta kembali, kusebut itu sebagai musibah,
kusebut itu sebagai ujian, kusebut itu sebagai petaka,
kusebut dengan panggilan apa saja untuk melukiskan bahwa
itu adalah derita.

Ketika aku berdoa,
kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku,
aku ingin lebih banyak harta, ingin lebih banyak mobil,
lebih banyak popularitas, dan kutolak sakit, kutolak kemiskinan,
seolah semua "derita" adalah hukuman bagiku.

Seolah keadilan dan kasihNya harus berjalan seperti matematika:
aku rajin beribadah, maka selayaknyalah derita menjauh dariku,
dan nikmat dunia kerap menghampiriku.
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang, dan bukan kekasih.
Kuminta Dia membalas "perlakuan baikku".
dan menolak keputusanNya yang tak sesuai keinginanku.

Gusti, padahal tiap hari kuucapkan, hidup dan matiku hanyalah untuk
beribadah...

"Ketika langit dan bumi bersatu, bencana dan keberuntungan sama saja"

read more